Sahabat edukasi, telah diketahui bahwa golongan darah manusia berbeda-beda. Penentuan golongan darah manusia saat ini ditentukan dengan tiga macam sistem, yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem Rh.
Perbedaan golongan darah ini terutama dikenali pada saat transfusi darah. Bila transfusi darah terjadi pada orang yang bergolongan sama, terjadi kecococokan antara darah donor (pemberi) dan darah resipien (penerima). Sebaliknya, jika terjadi transfusi darah dari donor kepada resipien yang tidak sama golongan darahnya, akan terjadi reaksi penggumpalan darah atau reaksi serologis pada tubuh penerima. Akibatnya, resipien dapat meninggal dunia.
Reaksi serologis atau penggumpalan darah dapat terjadi karena adanya reaksi antigen (glikoprotein yang dianggap benda asing) dan antibodi (molekul protein yang merespon keberadaan antigen).
Penggolongan Darah Sistem ABO
Secara fisiologi, berdasarkan adanya aglutinin dalam plasma darah dan aglutinogen dalam eritrosit yang dikemukakan oleh K. Landsteiner (1868-1943), darah terbagi menjadi empat golongan yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Untuk lebih memahami tentang penggolongan darah sistem ABO, perhatikan gambar berikut.
- Golongan darah A memiliki antigen atau aglutinogen A, dan antibodi atau aglutinin B
- Golongan darah B memiliki antigen atau aglutinogen B, dan antibodi atau aglutinin A
- Golongan darah AB memiliki antigen atau aglutinogen A dan juga B, dan tidak memiliki antibodi atau aglutinin
- Golongan darah O tidak memiliki antigen atau aglutinogen apapun
Penggolongan Darah Sistem Rh
K. Landsteiner dan Weiner pada tahun 1940 menemukan cara penggolongan darah yang disebut Rhesus (Rh). Disebut rhesus antigen ini pertama kali ditemukan dalam eritrosit kera “rhesus” (Macaca rhesus). Tipe Rh digolongkan menjadi Rh positif (+) dan Rh negatif (-).
0 Komentar